Selasa, 29 Agustus 2017
IKADI (Ikatan Da'i Indonesia)
Menyebarkan, mengamalkan dan membela nilai-nilai Islam.
Meningkatkan ukhuwah Islamiyah antara ummat.
Meningkatkan kemampuan dan peran da’i dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
Mengembangkan potensi da’i muslim dalam mengemban amanat penyebaran dakwah kepada masyarakat dalam rangka terealisasinya Islam Rahmatan Lil-’Alamin.
Menjalin kerjasama dengan lembaga-lembaga dakwah islam dan organisasi lainnya untuk pengembangan kegiatan sosial, budaya, intelektual dan ekonomi.
Mengembangkan kelembagaan pendidikan Islam, antara lain dengan meningkatkan SDM pendidikan dan para peserta didik.
Meningkatkan keterlibatan da’i muslim dalam kegiatan pendalaman keagamaan dan pembinaan umat.
Memberikan sumbangan pemikiran dalam mengembangkan sistem pendidikan pada lembaga-lembaga pendidikan terutama pesantren-pesantren dan lembaga pendidikan Islam.
Menyelenggarakan dan mengupayakan beasiswa bagi pelajar dan mahasiswa muslim.
Menyelenggarakan takaful da’i.
Menyelenggarakan riset, kajian ilmiah dan islamisasi ilmu pengetahuan serta publikasi masalah-masalah keislaman.
Firqah Jabariyah
Kata 'jabariyah' berasal dari kata 'jabara' yang artinya 'memaksa'. Dan yang dimaksud Jabariyah adalah pendapat yang tumbuh dalam masyarat Islam yang melepaskan diri dari tanggung jawab, manusia disamakan dengan makhluk lain yang sepi dan bebas dari tindakan yang dapat dipertanggungjawabkan. Manusia hanyalah makhluk yang hidup dan berbuat atas kehendak Allah. Maka manusia luput dari ikhtiar untuk melakukan apa yang diinginkannya.
Pemahaman aliran Jabariyah diterapkan di masa kesultanan Umayah (660-750 M), yakni di masa keadaan keamanan sudah pulih dengan tercapainya perjanjian antara Muawiyah dengan Hadan ibn 'Ali ibn Abi Thalib. Muawiyah mencari jalan untuk memperkuat kedudukannya. Ia melakulan politik secara licik. Ia memasukkan dalam pikiran rakyat jelata bahwa pengangkatannya sebagai kepala negara dan pemimpin umat adalah berdasarkan qadha dan qadar ketentuan keputusan Allah semata-mata dan tidak ada unsur manusia yang terlibat di dalamnya.
Aliran Jabariyah muncul pertama di Khurasan (Persia) pada saat munculnya aliran Qadariyah....
Bersambung...
Senin, 28 Agustus 2017
Firqah Mu'tazilah
Aliran Mu'tazilah lahir di Bashra (Iraq) pada abad 2 Hijriyah dengan pendirinya Washi' ibn Watha'. Basra adalah kota pusat ilmu pengetahuan dan peradaban, tempat petaduan aneka budaya dan pertemuan antar agama-agama.
Mu'tazilah adalah aliran yang membawa persoalan theologi yang lebih rasional dan bersifat filsafat, dari pada theologi yang dibawa aliran Syiah, Khawarij dan Murjiah. Mereka banyak menggunakan akal dan mendahulukan dalil naqli sehingga dijuluki kaum 'Rasionalis Islam'.
Awal mula lahirnya ini adalah ketika sang murid Washi' ibn Atha (700-750 M) memisahkan diri (ta'zil) dari gurunya Imam Hasan al Basri, (seorang ulama Basra) karena perbedaan pendapat, bahwa seorang muslim yang berbuat dosa besar statusnya bukanlah seorang mukmin, juga bukan orang kafir. Dan itu artinya dia orang fasiq. Sementara gurunya (Imam Hadan Basri) berpendapat bahwa orang Islam yang berdosa besar tetaplah seorang mukmin.
Aliran ini juga muncul sebagai reaksi atas pertentangan antara aliran Khawarij dan aliran Murjiah. Khawarij berpendapat bahwa orang mukmin yang berdosa besar telah keluar dari Islam atau disebut kafir. Sementara menurut Murjiah, ia tetap disebut mukmin. Oleh karena itu doktrin Mu'tazilah disebut 'Al manzilah baina al manzilahaini' (posis di antara dua posisi).
Ada lima ajaran pokok Mu'tazilah:
1. Dalam tauhid, sifat Allah adalah zatNya itu sendiri.
2. Al Quran adalah makhluk dalam arti Al Quran itu suatu ciptaan Allah, sebagai suatu ciptaan berarti ia adalah suatu yang baru, jadi Al Quran tidak bersifat qadim, jika Al Quran itu qadim berarti ada suatu yang qadim selain Allah. Berarti musyrik.
3. Allah di akhirat kelak tidak terlihat mata manusia. Yang terjangkau manusia bukanlah Allah. Keadilan Allah akan memberi imbalan kepada manusia sesuai dengan perbuatannya. Allah tak akan ingkar janji memberi pahala kepada muslim yang baik dan memberi siksa kepada muslim yang jahat.
4. Amar ma'ruf (tuntutan berbuat baik) dan Nahi munkar (mencegah perbuatan tercela).
5. Qadha dan Taqdir adalah manusia sendiri yang menciptakan. Manusia dihisab berdasarkan perbuatanya.
Pada awal perkembangannya aliran Mu'tazilah tidak mendapat tempat ummat Islam. Khusunya masyarakat awam, karena sulit memahami ajarannya yang filosofluas.
Aliran ini baru memperoleh dukungan luas, terutama kaum intelektual, pada masa kepemimpinan khalifah Al Makmun, penguasa kekhalifahan Abbasiyah (198-218 H/813-833 M). Kedudukan Mu'tazilah makin kokoh setelah Al Makmun menyayatakan Mu'tazilah sebagai aliran/firqah resmi negara. Al Makmun sendiri sedari kecil dididik dalam tradisi Yunani yang gemar ilmu pengetahuan dan filsafat. Pada masa kejayaannya, aliran Mu'tazilah memaksakan ajarannya kepada kelompok lain, yang dikenal dengan peristiwa 'Mihnah'. Sebagai khalifah Al Makmun juga memaksalan ajarannya kepada seluruh aparat pemerintahan dan juga tokoh masyarakat. Banyak aparat dan tokoh masyarakat yang tidak sepaham dengan ajaran Mu'tazilah mendapat hukuman dan disiksa. Di antaranya adalah Imam Hambali. Peristiwa ini sangat mengguncang umat Islam dalam beberapa dekade dan baru berakhir setelah khalifah Mutawakil berkuasa (232-247 H) menggantikan khalifah Al Washi.
Dominasi aliran Mu'tazilah mulai menurun dan masyarakat pun mulai kurang simpati. Akhirnya khalifah Al Mutawakil membatalkan aliran Mu'tazilah sebagai aliran resmi negara dan digantikan dengan aliran Asy'ariyah.
Meskipun sekarang aliran Mu'tazilah sudah tidak ada, namun pemikiran-pemikirannya sering digali para cendekiawan muslim dan non muslim.
Wallahu a'lam.
* dari berbagai sumber
Sabtu, 26 Agustus 2017
Firqah Murjiah
Aliran Murjiah peryama kali muncul di Damaskus, Suriah. Pada penghujung abad pertama Hijriyah, pada masa kekhalifahan Ali ibn Abi Thalib. Aliran Murjiah lahir pada mulaya sebagai reaksi politik oleh Al Hasan ibn Muhammad Al Hanafiyah, sekitar tahun 695. Al Hasan menunjukkan sikap politiknya dalam surat pendek yang menyatakan "Kita mengakui Abu Bakar dan Umar tetapi menangguhkan keputusan atas persoalan yang terjadi atas konflik sipil yang melibatkan Utsman, Ali dan Zubair. Ia menolak berdampingan dengan kelompok Syiah yang terlalu mengagungkan Ali dan memusuhi Muawiyah. Serta menjauhkan diri kelompok Khawarij yang menolak keberadaan kekhalifahan Muawiyah dengan alasan ia (Muawiyah adalah keturunan dari si pendosa Utsman) menurut Khawarij. Dalam poltiknya aliran Murjiah menangguhkan atau menunda penjelasan kedudukan pemimpin khalifah yang bersengketa antara Ali dan Muawiyah serta pasukan masing-masing sampai akhir kelak. Kelompok Murjiah juga menangguhkan kedudukan Ali dalam Khalifah Ar Rasyidin.
Bersambung
Kamis, 24 Agustus 2017
Shirathal Mustaqim
Shirathal Mustaqim
Kawan...
Semoga engkau akan menemukan jalan itu
Walau pun kau sendiri merasa asing di saat itu
Karena ini adalah kehendak
Karena ini adalah keputusan
Jangan engkau bingung
Itulah awal kelahiranmu, awal perjalananmu
Jangan pernah terbersit keinginan
Untuk menoleh ke belakang
Tataplah dengan lurus ke depan
Ia akan menunutunmu ke suatu tempat terindah
Yang belum pernah tersirat dalam pikiranmu, belum pernah terasa dalam hatimu
Jangan lagi dengarkan kicauan burung gereja
Yang terngiang di pendengaranmu
Yang akan membuat kau terlena
Yang akan membuat kau ragu
Burung-burung itu hendak merayu
Dengan suara kasihnya
Jangan kau melangkah nak
Itu hanya ilusi semu
Pengantar angan-angan putus asa
Itu hanya impian kosong
Penghibur diri bagi yang tak berdaya
Itu hanya fatamorgana
Kebohongan yang membuatmu terperdaya
Namun kicauan itu sakin nyaring
Ia adalah jalan kegelapan
Ia adalah jalan kepalsuan
Tak akan pernah kau temukan telaga kasih yang kau harapkan
Tak akan pernah kau temukan oase yang kau impikan
Di sana hanya alam yang tandus dan gersang
Kau hanya akan mendapati tetesan darah sepanjang jalan
Kau hanya akan menyaksikan tulang-tulang berserakan
Terkubur debu dan pasir gurun
Tak ada lagi kau dengarkan kicauan burung
Kecuali teriakan burung-burung bangkai yang menakutkan
Hanya suara-suara pujian Tuhan yang memekakakkan
Janji-janji sorga yang menjenuhkan dari negeri jauh
Negeri gurun dan padang pasir yang haus kematian
Kawan dengarkan aku
Jangan hiraukan nyanyian mereka
.....
Fragmen Kehidupan
Kulangkah kakiku tanpa jejak di jalanan peristiwa
Perjalanan yang selalu dipayungi awan hitam
Terbawa angin mendung ke arah ujung
Tetesan gerimis sang langit yang menangis
Melihat asaku yang teriris dan terkikis
Dalam kesendirian hanya beratap langit pekat
Lamunanku mengembara jauh tak terarah
Terhempas dalam mimpi yang tak terkira
Kepada diri yang terpenjara
Kepada nasib yang sengsara
Karena...
Beban masa lalu yang tanpa hakekat
Namun membuatku semakin berat
Terlalu lelah dengan derita yang sarat
Kotoran-kotoran dosa yang semakin berkarat
Kucoba menerawang jauh ke atas langit hitam
Kucoba mencari Dia dalam gugusan bintang
Kurasa betapa aku jauh dariNya
Kusadar betapa lama aku tak mengenalNya
Kucoba untuk berharap kehadiranNya
Masih bisakah aku menemukanNya
Dengan malu kuucapkan asmaNya
Aku ingin mengenalkan diri
Kepada Rabbil 'Izati
Inilah pendosa yang tak tahu diri
Yang pernah Kau cipta untuk berbakti
Tapi selalu saja menyalahi
Tapi selalu saja menghindari
Tapi selalu saja berbangga diri
Dengan otak dan logikanya sendiri
Ya Robbi, masihkah Engkau peduli?
Tuhan kenapa Engkau seperti diam?
Tuhan apakah Engkau marah, atau....