Fragmen Kehidupan
Saat menjelang sore
Kulangkah kakiku tanpa jejak di jalanan peristiwa
Perjalanan yang selalu dipayungi awan hitam
Terbawa angin mendung ke arah ujung
Tetesan gerimis sang langit yang menangis
Melihat asaku yang teriris dan terkikis
Kulangkah kakiku tanpa jejak di jalanan peristiwa
Perjalanan yang selalu dipayungi awan hitam
Terbawa angin mendung ke arah ujung
Tetesan gerimis sang langit yang menangis
Melihat asaku yang teriris dan terkikis
Malam yang gelap
Dalam kesendirian hanya beratap langit pekat
Lamunanku mengembara jauh tak terarah
Terhempas dalam mimpi yang tak terkira
Kepada diri yang terpenjara
Kepada nasib yang sengsara
Karena...
Beban masa lalu yang tanpa hakekat
Namun membuatku semakin berat
Terlalu lelah dengan derita yang sarat
Kotoran-kotoran dosa yang semakin berkarat
Dalam kesendirian hanya beratap langit pekat
Lamunanku mengembara jauh tak terarah
Terhempas dalam mimpi yang tak terkira
Kepada diri yang terpenjara
Kepada nasib yang sengsara
Karena...
Beban masa lalu yang tanpa hakekat
Namun membuatku semakin berat
Terlalu lelah dengan derita yang sarat
Kotoran-kotoran dosa yang semakin berkarat
Kucoba membuka mata dalam gelap malam
Kucoba menerawang jauh ke atas langit hitam
Kucoba mencari Dia dalam gugusan bintang
Kurasa betapa aku jauh dariNya
Kusadar betapa lama aku tak mengenalNya
Kucoba untuk berharap kehadiranNya
Masih bisakah aku menemukanNya
Kucoba menerawang jauh ke atas langit hitam
Kucoba mencari Dia dalam gugusan bintang
Kurasa betapa aku jauh dariNya
Kusadar betapa lama aku tak mengenalNya
Kucoba untuk berharap kehadiranNya
Masih bisakah aku menemukanNya
Biar ragu kuucapkan namaNya
Dengan malu kuucapkan asmaNya
Aku ingin mengenalkan diri
Kepada Rabbil 'Izati
Inilah pendosa yang tak tahu diri
Yang pernah Kau cipta untuk berbakti
Tapi selalu saja menyalahi
Tapi selalu saja menghindari
Tapi selalu saja berbangga diri
Dengan otak dan logikanya sendiri
Dengan malu kuucapkan asmaNya
Aku ingin mengenalkan diri
Kepada Rabbil 'Izati
Inilah pendosa yang tak tahu diri
Yang pernah Kau cipta untuk berbakti
Tapi selalu saja menyalahi
Tapi selalu saja menghindari
Tapi selalu saja berbangga diri
Dengan otak dan logikanya sendiri
Ya Ilahi, masihkah Engkau mengenali?
Ya Robbi, masihkah Engkau peduli?
Tuhan kenapa Engkau seperti diam?
Tuhan apakah Engkau marah, atau....
Ya Robbi, masihkah Engkau peduli?
Tuhan kenapa Engkau seperti diam?
Tuhan apakah Engkau marah, atau....
Tuhan kenapa Engkau seperti diam?
Tuhan apakah Engkau masih enggan?
Tuhan, berikanlah aku jawabanMu
Dan, jelaskanlah siapa diriku...
Jangan biarkan aku dihantui kebingungan
Jangan biarkan aku dicekam penantian
Tidak ada komentar:
Posting Komentar