Sabtu, 23 April 2011

Firqah Maturidiyah

Abu Mansur Al Maturid
Aliran Maturidiyah lahir di Samarkand pada pertengahan abad IX M. Aliran ini menisbatkan pada pendirinya Abu Mansur Muhammad Ibn Mahmud al Maturid al Samarkandi. Beliau dilahirkan di Maturid, kota kecil di Samarkand, wilayah Transoxiana, Uzbekistan.


Maturidiyah adalah aliran kalam yang berpijak pada penggunaan argumentasi dalil 'aqli aklami (logika alam pikiran) yang tetap berdasarkan pada petunjuk dalil naqli (nash syariat). Menurut aliran ini berfikir dan bertafakur adalah sumber ilmu, selama akal tidak bertentangan dengan syariat. Dan yang menentukan nilai benar dan salah adalah petunjuk syariat (sementara Mu'tazilah berpendapat bahwa penilaian benar atau salah berdasar penilaian akal sehat, dan menurut Asy'ariyah akal tidak punya peran dalam penilaian, tapi syariat-lah yang menentukan, yaitu nilai baik adalah syariat perintah dan nilai salah adalah syariat larangan.

Abu Mansur hidup semasa dengan Abu Hasan al Asy'ari (pendiri Asy'ariyah). Abu Mansur berguru pada Nushar Ibn Yahya al Balakhi, untuk belajar ilmu kalam dan fiqih Imam Hanafi (Mazhab Hanafi).

Kitab Tawhid

Karya-karyanya adalah Kitab Tawhid, Ta'wilat Ahlus Sunnah atau Ta'wilat Al Qur'an, kitab tauhid yang di dalamnya ia menetapkan pendapat-pendapat yang berkaitan dengan masalah I'tiqadiyah, dan yang dimaksud tauhid adalah Tauhid Khaliqiyah dan Tauhid Rububiyah dan ditambah Asma' wa Sifat. Akan tetapi dengan manhaj seperti Jahmiyah dengan menafikkan banyak sifat-sifat Allah dengan alasan men-suci-kan Asma Allah dan meniadakan tasbih dari Allah.

Abu Mansur wafat pada tahun 333 H di Samarkand. Setelah wafat pemikirannya diwarisi oleh murid-muridnya, di antaranya Abu l-Qasim Ishaq ibn Muhammad ibn Ismail al Hakim al Samarkandi dan Abu Muhammad Abdul Karim Ibn Musa Ibn Isa al Badawi. Pemikiran-pemikiran Abu Mansur dapat diterima di negeri tersebut karena mereka terbantu oleh persamaan madzab fikih Imam Hanafi. Aliran Maturidiyah mengalami perkembangan dan kemajuan karena mereka mampu meraih simpati para sultan Daulah Utsmaniyah yang berpusat di Turki dan menyebar ke negeri-negeri wilayah kekuasaan Daulah Utsmaniyah. Saat ini Aliran Maturidiyah dianut  di Turki, Afghanistan, Pakistan dan India.

Ta'wilat Ahlus Sunnah
Beberapa ajaran-ajaran Aliran Maturidiyah yang membendakan dengan aliran-aliran lainnya adalah:
- Ma'rifatullah (mengenal Allah) dapat dicapai melalui penalaran akal (dalil 'aqli) namun senantiasa menggunakan syariat (dalil nakli) sebagai petunjuk.
- Dalam memandang 'perbuatan' Allah, dalam 'perbuatanNya' pasti terdapat hikmah (sebab) dan tujuan. Karena mustahil Allah yang Maha Bijaksana sampai 'melakukan perbuatan' yang sia-sia tanpa tujuan. Hal ini tidak sejalan dengan Aliran Asy'ariyah yang mengatakan Allah 'melakukan perbuatan' tidak terkait dengan sebab, karena Allah tidak dimintai 'pertanggungjawaban'.
- Sifat-sifat Allah memiliki eksistensi yang mandiri yang berada di luar dzatNya (sepaham dengan Asy'ariyah), namun Allah dapat dilihat oleh mata manusia penghuni surga di alam akhirat nanti (bertentangan dengan paham Mu'tazilah, dan sepaham dengan Asy'ariyah).
- Iman adalah suatu kepercayaan dan keyakinan dalam hati, sedangkan pernyataan lisan dan amal perbuatan hanya pelengkap saja. Walaupun ia tidak beribadah selama masih meyakini keesaan Allah dan kerasulan Nabi Muhammad, ia tetap dianggap beriman (paham Murji'ah menganggap sebagai orang fasik tetapi masih berhak masuk surga, paham Mu'tazilah menganggap orang fasik masuk neraka tapi tidak bersama orang kafir).
- Sifat Al Qur'an adalah baru, tapi ia bukanlah makhluk (paham Mu'tazilah men-sifati Al Qur'an sebagai makhluk) kalam Allah yang qadim.
- Perbuatan manusia semata-mata diwujudkan oleh manusia itu sendiri (sepaham dengan Mu'tazilah).
- Allah akan melaksanakan janjiNya, memberikan pahala kepada yang berbuat baik dan memberikan siksa pada yang berbuat jahat. (Sepaham dengan Asy'ariyah).
- Ayat-ayat Al Qur'an yang menginformasikan tentang bentuk fisik/jasmani Allah harus ditakwilkan dan diartikan secara majazi dan tidak diartikan secara harfiyah (menyerupakan bentuk dengan makhlukNya).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Iklan