Hidup adalah masa karya. Setiap kita diberi waktu, yang kemudian kita sebut umur adalah untuk berkarya. Harga hidup kita di mata kebenaran ditentukan oleh kualitas karya kita. Maka sesungguhnya waktu yang 'berhak' diklaim sebagai umur kita adalah waktu yang kita isi dengan karya dan amal. Selain itu bukan milik kita.
Itulah undang-undang kebenaran tentang waktu. Kita bukan waktu yang kita miliki. Tapi kita adalah karya yang kita lakukan. Dalam relung hakekat itu pulalah, Allah menurunkan titahNya untuk 'berpacu' dan 'berlomba' dalam medan kehidupan. Hidup ini adalah jalan panjang yang harus kita lalui. Tak satu pun di antara para peserta kehidupan itu yang diberi tahu di mana dan kapan ia harus berhenti. Sebab tempat perhentian pertama yang kita tempati adalah masa ajal kita. Akhir masa karya kita.
Begitulah para sahabat dan manusia yang agung dan besar yang pernah hadir di pelataran sejarah, memahami makna waktu dan hidup, serta melaluinya dengan perpacuan yang tak pernah digoda oleh kelelahan.
Apa yang mereka pakai dalah kendaraan jiwa yang seluruh muatannya adalah makna hidup itu sendiri, serta kehendak yang telah terwarnai oleh makna itu. Semua hakekat baru yang mereka pahami, yang mengantar mereka pada tangga ketinggian, selalu menjelma menjadi hakekat lain yang mengantar mereka pada tangga yang lebih tinggi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar