Kamis, 07 April 2011

Menyikapi Kekurangan dan Kelebihan

Manusia adalah makhluk yang diciptakan paling sempurna. Kesempurnaan manusia karena ia diciptakan dengan tingkat kelebihan akal pikiran dan perasaan dari pada makhluk lainnya. Namun tak lepas dari ciri kesempurnaan manusia tersebut, di antara manusia diciptakan kelebihan dan kekurangan masing-masing secara berbeda-beda. Diciptakannya manusia dengan kelebihan dan kekurangan itu tentu dengan suatu maksud. Keduanya harus disyukuri sebagai suatu anugrah dan karuniaNya yang luar biasa.

Kelebihan ada pada diri kita belum tentu akan membuat kita menjadi mulia, jika kita tidak menggunakannya menurut Allah yang telah memberi anugrah kelebihan itu. Sikap pamer 'riya', membanggakan diri 'ujub' dan menyombongkan 'takabur' kelebihan kita kepada orang lain justru akan mendatangkan kerugian pada diri sendiri..Mungkin kita beranggapan dan berharap bahwa orang akan kagum dan memuji kelebihan kita; kepandaian, kekuatan, kekayaan, ketampanan, kecantikan, kehebatan kita, padahal mungkin yang terjadi malah sebaliknya. Orang justru membenci dan menjauhi kita karena orang akan lain pun akan merasa direndahkan. Oleh karena itu tidak ada tempat bagi kita untuk membanggakan dan menyombongkan kelebihan kita kepada orang lain. Karena Allah yang Maha Pencipta pun punya kuasa untuk mencabut kelebihan kita dengan cara yang tak terduga. Karena semua hanyalah titipan.
Sebaliknya, kekurangan yang ada pada diri kita belum tentu akan menjerumuskan dan membuat kita gagal dalam menjalani hidup, tapi siapa tahu dengan kekurangan itulah Allah memberikan rahmatNya kepada kita agar kita terhindar dari kemaksiatan dan dosa. Rendah diri atau pesimis atas kekurangan diri akan membuat kita sedih. Apalagi kalau kita selalu bersikap selalu mendramatisir kekurangan; melebih-lebihkan kekurangan yang ada, menganggap kekurangan kita sebagai penderitaan, yang justru akan membuat kita semakin menderita. Jangan mengutuk dan menyesali kekurangan diri sendiri, karena itu tak akan merubah keadaan menjadi lebih baik.Sedangkan kita tak mungkin menggantungkan hidup kepada orang lain.

Inilah kalau kita menyikapi kelebihan dan kekurangan secara keliru. Keduanya punya konsekuensi yang tidak baik, untuk diri sendiri maupun orang lain. Kita harus tahu ilmu tentang kelebihan dan kekurangan, sehingga kita bisa menyikapinya dengan cara yang baik dan bijaksana. Allah telah memberikan manusia dengan akal pikiran dan perasaan. Dan dengan akal pikiran tersebut manusia dapat mencari ilmu. Kalau Allah memberikan keterbatasan akan suatu hal, maka dengan akal (baca: ilmu), kita harus mencari cara bagaimana agar keterbatasan tersebut tidak menjadi kelemahan pada diri kita. Bahkan kita bisa lebih giat dalam berusaha. Dan dengan perasaan, bersyukurlah atas kekurangan yang ada pada kita. Karena mensyukuri apapun yang terjadi membuat kita lebih bersabar dan tenang dalam menjalani hidup.  Berprasangka baik bahwa Allah akan melindungi kita dari  sikap riya', ujub, dan sombong, dan terhindar dari kemaksiatan. Boleh jadi kekurangan yang ada yang akan mengantarkan kita kepada ridha Allah. Sikapilah semua sebagai bentuk kasih sayang Allah. Kita percaya dan meyakini bahwa Allah yang Maha Sempurna sudah memberi bentuk yang terbaik dan sempurna kepada kita walaupun kita ataupun orang lain menganggap tidak sempurna. Karena kesempurnaan kita yang tahu hanya Allah saja.

Sikapilah keduanya dengan sikap positif. Keduanya adalah rahmat 'bekal hidup' dari Allah yang harus kita syukuri. Kelebihan yang ada pada kita, kita upayakan agar bisa bermanfaat untuk diri sendiri, orang lain, dan mengantarkan kita kepada ridha Allah.

Teruslah mencari tahu dan mendalami ilmu. Semakin hari kita akan semakin kaya dan arif dalam menjalani hidup penuh hikmah. Jadilah keterbatasan dan kelebihan itu sebagai kekuatan bagi kita untuk menajdi mulia dan hidup penuh berkah.

Wallahu alam.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Iklan